Thursday, August 6, 2009

Dan Semua Berakhir dengan Indah

Dear Friends,
When I wake up this morning I realize that I was not say thank you enough for the appreciation that you give me last night (since I am to sad to talk)

So, again thank you for being my friends, best buddies and colleague it was a truly enjoyment working with the team like you.

Don’t forget we can work in different institution but we always be friends forever.

Thank you, thank you and a billion thank you….

Pernahkah anda bekerja dengan seorang atasan yang peduli dengan anda? Yang akan selalu mau menanggung beban kesalahan anda dengan argumen bahwa kesalahan anak buahnya adalah kesalahannya juga? Yang sedih melihat anak2nya nggak ada kerjaan dan menyalahkan dirinya karena dianggap tidak bisa memberikan motivasi dan arahan yang jelas. Pernahkah anda memiliki atasan yang dapat dijadikan teman curhat? Yang selalu mau menjadi telinga untuk menampung segala aspirasi teamnya? Pernahkah anda bekerja bersama dengan atasan yang tahu cara menempatan diri kapan menjadi atasan dan kapan menjadi seorang sahabat? Seorang atasan yang begitu mencintai keluarganya namun juga bisa menjadi gila dengan ide-ide yang kadang membuat kita semua menggelengkan kepala. Pernahkah anda menemukan atasan yang begitu dicintai teamnya karena dengan caranya dapat membuat teamnya betah berlama2 di kantor tanpa merasa pekerjaan ini sebagai beban?

Saya adalah salah satu anggota teamnya yang beruntung, beruntung karena mempunyai atasan terbaik yang entah kapan akan saya temukan lagi atasan sepertinya- kecuali ia mengijinkanku untuk mengikutinya kemanapun ia pindah :P-

Semuaya berawal sekitar 3 tahun yang lalu, semenjak saya memutuskan untuk pindah mengejar karir di ibukota. Bukan keputusan yang mudah pada waktu itu, mengingat aku harus berpisah dengan keluarga yang pada saat itu sudah mantap menetap di Surabaya. Awalnya ada sedikit ketakutan mengingat apa yang aku dapatkan ini terbilang teramat mudah, proses kepindahanku pun hanya memakan waktu tak lebih dari 1 minggu, tepatnya 3 hari. Lebih tepatnya mungkin adalah kata nekad, karena saya benar2 buta mulai dari lokasi kerja, jabatan, hingga wujud dari atasan saya nantinya. Untung ada Al yang membantu saya mencarikan tempat tinggal sementara –yang akhirnya bertahan hingga 2 tahun – . saya benar2 sendiri waktu itu.

Divisi yang saya masuki ini ternyata berupakan divisi baru yang strukturnyapun masih berubah-rubah, dalam 6 bulan saya bisa 3 kali ganti atasan langsung, meskipun dalam satu divisi hingga akhirnya di bulan feb 2007 akhirnya struktur kami ditetapkan oleh HR dan di tempatkan lah atasan saya ini, yang biasa kami panggil abah.
Pada mulanya saya mengira kalau abah ini adalah orang yang serius dan moody, karena pada wajah tampannya ini jarang sekali ada senyum yang disunggingkan. Namun seiring berjalannya waktu, huh ternyata.... tak kalah jailnya dengan atasanku langsung.
Abah selalu mengajarkan kita untuk berfikir gila diluar dari pakem yang ada, dalam setiap brainstroming yang kami lakukan beliau selalu meminta kita untuk meninggalkan segala kendala dan berfikir gila segila-gilanya. Dan berkat ide gilanya lahirnya sebuah produk fenomenal yang membuat orang berdecak heran... kok bisa ya?

Abah memang seorang yang unik, tak penrah membedakan teamnya dan selalu mau mendengar kami semua. Saya ingat waktu dilakukan one on one coaching dengannya saya curhat yang intinya menagih janji yang dulu pernah dijanjikan atasan langsung saya sebelumnya, dan 6 bulan kemudian beyond my surprise he gave me appreciation beyond my expectation. Dan kekaguman-kekaguman sayapun semakin bertambah dengan sifat dan sikapnya yang super cuek, nggak pernah marah dan tanggung jawab banget.

Dan 31 juli adalah hari terakhir saya bertemu dengan abah, sebelum ia memasuki tempat kerja barunya. Keputusan yang begitu mendadak yang bahkan hingga hari ini belum saya cerna dengan baik, pesan abah yang saya ingat di hari itu adalah bekerja itu harus dengan hati, bekerjalah untuk mencari teman dan jangan pernah itung-itungan dalam bekerja.

Dan saat melihatnya melinangkan airmata menyadarkanku kalau keputusan yang ia buat inipun sebenarnya berat ia lakukan....
Man seorang abah yg begitu super dimata kami sampai menitikkan air mata means something right, mungkin juga itu air mata bahagia karena akhirnya bisa terbebas dari neraka dunia, na im just kidding anyway this hell really could make you addicted

Bila yang tertulis untukmu
Adalah yang terbaik untukmu
Kan kujadikan kau kenangan
Yang terindah dalam hidupku
Namun takkan mudah bagiku
Meninggalkan jejak hidupku
Yang tlah terukir abadi
Sebagai kenangan yang terindah

Selamat jalan abah, and like you said even though we are not in the same institution we are still be friend forever…

No comments:

Post a Comment