Thursday, June 11, 2009

curhatku

Ragunan -> Departemen Pertanian -> SMK 57 -> Jatipadang -> Pejaten -> Buncit Indah -> Warung Jati -> Imigrasi -> Duren Tiga -> Mampang Prapatan -> Kuningan Timur -> Patra Kuningan -> Depkes -> GOR Sumantri

Yups… ini jalur busway yang akan menjadi temanku untuk tahun-tahun kedepan, setidaknya selama kantorku masih di tempat yang sama. Dan ini dalah minggu ke 2 aku meninggalkan si kecil dan berjuang bersama ibu-ibu lainnya untuk mencari tambahan.

Berat adalah hal pertama yang aku rasakan, apalagi pada saat aku harus meninggalkan rumah, Ratu kecilku belum bangun dan pada saat sampai di rumahpun ratuku sudah tidur.

Saat berada di kantorpun aku juga punya rutinitas baru memerah ASI. Ya, karena sudah menjadi tekadku untuk setidaknya memberikan ASIX selama 6 bulan untuk ratuku. Untuk manfaat ASI sendiri rencananya aku akan sharing di tempat yang terpisah.

Sayangnya di gedung kantorku ini nggak ada ruang khusus untuk laktaksi sehingga dengan sangat terpaksa aku melakukan rutinitasku yang satu ini di toilet. Menyedihkan memang, tapi mau bagaimana lagi, produksi harus tetap dijalankan.

Hal yang paling menyedihkan adalah tidak adanya kenyamanan karena kadang kala aku juga harus bergelut dengan bebauan yang menyengat, kalau sudah begini yang aku lakukan adalah mendekap erat botol susuku agar baunya tak sampai masuk ke dalam botol.

Untuk memerah sendiri sebenarnya dibutuhkan ketenangan tingkat tinggi agar produksi ASI lancar, karena sedikit saja ada rasa khawatir akan menyebabkan ASI berkurang produksinya.
Dibawah ini adalah trik yang aku lakukan untuk menghadirkan kenyamanan dan ketenangan dengan caraku sendiri.
1. Selalu mengingat akan tekadku untuk memberikan ASIX setidaknya sd 6 bulan.
2. Sebelum memerah dilakukan aku selalu menelpon rumah dan menanyakan keadaan ratuku,
akan sangat membantu jika pada saat itu Ratuku sedang bangun sehingga aku bisa
mendengar keceriwisannya.
3. Membuka kembali foto-foto dan video yang tersimpan di HPku.
4 Dalam perjanan menuju toilet selalu kupanjatkan doa agar ASIku lancar.
5. Membawa mp3 yang berisi lagu2 kesukaanku. Lagu lagu yang bisa membantuku rileks.
6 Sebisa mungkin melupakan semua hal yang berkaitan pekerjaan dan berusaha untuk
menikmati saat2 memerahku.

Tuesday, June 9, 2009

Hujan Bulan Juni

Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif
dari hujan di bulan juni
dibiarkanya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

diambil dari kumpulan puisi Sapardi Joko D