Thursday, July 23, 2009

To good to be true

Setelah 4.5 bulan merasakan menjadi seorang ibu tak bisa kupungkiri bahwa bahagia selalu mengisi jiwaku.
Saat melihat senyum dan canda malaikat kecilku semua rasa lelah dan suntuk yg ada dipundakku mendadak hilang seketika.
Tapi tahukah bahwa 4.5 bulan ini juga merupakan masa terberat yang pernah kurasakan.
Menjadi seorang ibu tak pernah kubayangkan akan secepat ini, awal pernikahanku aku sempat berfikiran untuk menunda kehamilan dengan alasan aku ingin setidaknya memperbaiki karirku.
Tapi ternyata ALLAH berkehendak lain dan menitipkan seorang bidadari kecil yang cantik dirahimku.
Aku merupakan salah satu wanita yang beruntung krn tidak memiliki kendalam berarti dalam proses kehamilan, 4 bulan pertama memang aku jadi susah makan, bukan karena mual yang timbul krn memang aku tak pernah merasa mual selama kehamilanku, semua lebih karena selera makanku yang hilang. Aku hanya bisa lahap makan jika menyantap makanan jepang seperti salmon sushi, energi ramen dan sashimi.
Tak heran kalau berat badanku juga tak naik drastis, selama 9 bln mengandung aku hanya naik 13 kg. Dan bayiku lahir secara sesar dengan berat 3.3 kg dan panjang 48cm.
Operasi ini lha awal dari semua petaka, rasa sakit yang aku alami bahkan masih bersarang hingga sekarang.
Namun petaka itu kucoba untuk menikmatinya.

Hal terberat yang aku rasakan adalah baby blues yang sempat aku alami di 2 bln pertama anakku lahir, aku ingat pd tanggal 9 april aku sempat mengalami demam tinggi 39.1 karena stress yang aku hadapi.
Aku merasa tak bisa menjadi ibu yg baik untuk anakku, krn dia selalu saja menangis dan aku tak pernah bs untuk membuatnya diam. Belum lagi luka operasi yg menghambatku untuk dapat menimangnya.
Semua perhatian yg biasa aku dapat lari ke bayiku, dan tiap kali ada masalah, selalu aku yg disalahkan.
Pernah suatu hari bayiku tiba2 hidungnya berair dan nafasnya berbunyi, dan karena bayiku minum ASI langsung saja aku yg disalahkan karena dianggap tak bs menjaga makananku sehingga berakibat buruk ke bayiku.
Aku juga membutuhkan waktu lama untuk benar2 bs mencintai bayiku. Tak ada itu namanya love at the first sight padanya. Di tambah stress yang aku alami krn perhatian yg hilang. Semua ini yg membuatku merasa aku tak akan pernah bs menjadi ibu yg baik.
Beruntung aku memiliki suami yg sangat perhatian, dia tahu kapan saat harus memperhatikanku dan rela tak berbagi dengan bayi kami.
Yang terberat lainnya adalah saat aku memutuskan untuk memberikan ASIX kepada bayiku. Bangun tengah malam setidaknya 3x harus kulakukan, namun kadang saat bdan ini lelah kadang alarmpun tak bs membangunkanku, dan terjadilah tangisan pilu dr anakku krn aku telat memberikan ASIku, kl sudah begini omelan yg suka kudapat krn dianggap senang menyiksa anak krn lebih memilih tidur. Padahal semua ini tak sengaja kulakukan.
Tak jarang aku menangis tengah malam dan berdoa agar senantiasa diberi kekuatan untuk bertahan. Anakku butuh kualitas ASI yg baik dan ini hanya bisa kuberikan jika aku dalam keadaan nyaman.
Kadang aku merindukan untuk dapat tidur seharian, tapi ini adalah pengorbanan seumur hidup yang harus aku tanggung.
Menjalani pekerjaan sebagai ibu bekerja merupakan tantangan lain yg harus aku jalani dan bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi jika sudah bertekad untuk tetap memberikan ASIX.
Setidaknya 3jam sekali aku harus memerah dan melepaskan semua masalah kantor untuk berkonsentrasi agar dapat menghasilkan ASI yg berkualitas buat anakku.
Belum lagi aku terikat pada botol2 susu yang aku tinggalkan dirumah sehingga aku tak bisa lembur lama2 di kantor.
Aku bukanlah ibu yang memiliki ASI yang berlimpah, terlebih lagi anakku sangat bergantung dengan botol dan tak mau ASI langsung dariku menyebabkan aku menjadi ibu yg full time memerah, aku sangat bergantung sekali dengan mesin pemerah ASI yang aku miliki. Sehingga akupun harus selalu menyediakan ASI dalam botol setiap saat. Yang paling berat adalah pada saat anakku mengalami growth spurt dimana dalam beberapa hari tiba2 nafsu minumnya bertambah, jika biasanya 2jam skali tiba2 dlm waktu 1 jam atau bahkan 30 menit sudah minta minum lagi, sementara PDku sudah terlanjur kosong dan stock ASI jg tak ada. Alhasil aku harus tega mendengar jeritan bayiku sementara aku berusaha keras untuk memompa ASIku keluar.
Yah semua ini ku jalani dengan ikhlas, tak mau aku menggantikan air emas ini dengan bubuk kalengan. Karena air emas ini adalah hak lahir bayiku yang tak ingin aku renggut dengan excuse apapun.
aNakku hanya ini yang bisa mamah lakukan karena mamah ingin melihatmu tumbuh sehat dan kuat.
Apapun akan mamah lakukan agar dapat memberikan yang terbaik untukmu malaikatku.

1 comment:

  1. ahhh emang mau mu D...makan sushi terush hahahahhahahahahahahah...

    anyway...kamu ibu yang hebat kok...salut!!!

    Eh link blog ku di edit dounks ah..jangan yang ke blogspot lagi *ihhhiiyyy gayanya*

    ReplyDelete